Sabtu, 03 November 2012

RENEE "THE DAY WITHOUT YOU." .part V


Untung saja hari ini weekend jadi aku hanya perlu menyibukan diriku, tanpa harus melamun memandang keluar jendela sekolah dan kesepian. Rencananya hari ini aku akan pergi bersepeda –bersama Evelyn, mengelilingi kota. Evelyn dengan suka rela meminjamkan sepedahnya kepadaku dan menjadi tourguideku –walaupun aku masih hapal seluk beluk kota ini.
“Aku belum melihat kakakmu pagi ini.” Ucap Evelyn tiba-tiba, ketika kami sedang beristirahat disebuah taman.
“Dia pergi.” Kataku.
“Pergi kemana?.” Tanyanya kaget, kenapa Evelyn apa dia suka William?, batinku.
“Dia pergi ke Texas.” Evelyn melihatku penasaran, “Ada urusan penting yang harus diselesaikan.” Sambungku.
“Kenapa kau tak ikut?.”
“Itu bukan urusanku, lagi pula dia pasti bisa melakukannya sendiri.”  Ucapku.
“Apa kau tahu kakakmu sudah punya kekasih atau belum?.” Tanyanya sedikit berbisik.
Aku terkejut dengan pertanyaannya, kalau saja bisa aku akan menjawab ‘ya, dia sudah punya kekasih dan itu aku’, Evelyn memandangiku sepertinya dia berharp William blm memilikki sorang kekasih, “Kurasa dia belum punya kekasih.” Aku sedikit menekan kata ‘belum’.
Wajah Evelyn berubah menjadi merah merona –sedangkan hatiku seperti tertusuk jarum. Sepanjang jalan Evelyn hanya terseyum sendiri, dan aku hanya bisa mengerutkan bibir karena aku tahu yang ada dipikirannya –pergi bersama William berdua dan kemudian William melamar Evelyn, huh! Itu membuatku ingin membunuhnya.
Aku pikir hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan, tetapi pada kenyataannya ini justru menjadi hari yang paling menyebalkan –mengetahui Evelyn menyukai kekasihku. Sepanjang malam aku hanya mengurung diriku didalam rumah –menutup pintu rapat-rapat dan tak membukakan pintu untuk siapapun. Sebuah tape tua menemani malamku, kusetel lagu favoritku –clair de lun, hanya lagu itu yang bisa menenangkan hatiku.
Kota yang sepi kini berganti menjadi ramai, matahari sudah menyinari bumi ini. Malas juga rasanya ergi kesekolah, ingin rasanya aku hanya dirumah tanpa keluar rumah sama sekali.
Hey cepat sekolah !.” suruh sebuah suara. Itu William, kami telah terkoneksi kembali.
Aku capek.” Kataku manja.
Sudahlah, kalau kau tak sekolah aku akan mengambil semua CD-mu!.” Ancam William.
Selalu saja kau mengancamku.” Gerutuku.
Besok sore, kemungkinan kami akan sampai.” Katanya memberitahu.
Suasana hatiku berubah seketika, “Kau dan Charlie?.”
Yeah, memang siapa lagi?.
Aku akan menyiapkan segala keperluannya.” Kataku bersemangat.
Yeah itu tugasmu, tapi kau hanya perlu menyiapkan kamarnya saja.” Aku mendengarkan dengan baik, “Aku sudah mendaftarkannya ke SD didekat sekolahmu.” Sambunya.
Ok, aku mengerti.” Jawabku.
Hari ini untuk pertama kalinya, aku berangkat sekolah menggunakan sepedah –walau ini milik Evelyn. Sekolah masih sepi ketika aku masuk kearea parker –hanya ada sekitar lima buah mobil yang ada disini. Aku berjalan pelan –lebih pelan dari biasanya, tanganku penuh dengan buku-buku.
“Hai Renee !.” sapa seseoarang, aku mendongak kenapa harus dia lagi? “Kau perlu bantuan?.” Tawar Ted.
“Tak perlu.” Jawabku singkat sambil berlalu, Ted terus mengikutiku –sambil mengoceh tentunya.
Dan yang bisa membebaskanku darinya adalah Mr. Wilson –dia menyuruhku cepat masuk. “Sampai ketemu nanti istirahat ya.” Ucapnya sebelum pergi.
Baru kali ini aku berharap pelajaran tak cepat usai, tapi situasi berkata lain aku merasa baru saja aku duduk tapi tiba-tiba saja bel berbunyi. Semua murid berhamburan keluar menuju cafe, dan aku melawan arus menuju perpustakaan.
“Cari buku lama?.” Tanya penjaga perpustakaan ramah.
“Ya.” Setiap aku kesana, aku selalu mencari buku-buku lama. Awalnya Vera bingung –remaja sepertiku mencari buku lama, tapi kemudian dia terbiasa juga.
“Ini aku baru menemukannya.” Dia menyerahkan sebuah buku yang covernya sudah hamper robek. Wuthering heights buku ini memang sedang aku cari ceritanya sangat menarik  sehingga aku sudah berkali-kali membacanya.
Aku duduk diujung ruangan –bermaksud agar tak ada yang memperhatikan, tetapi sepertinya hanya ada satu orang yang melihatku. Aku bergegas merapihkan buku-bukuku.
“Hey mau kemana?.” Cegah Ted, memegang tanganku.
“Lepaskan ! aku ada kelas sekarang.” Bentakku.
“Sekarang kau sudah tak bisa lari dariku.” Ucapnya.
“Lepaskan!.” Kataku, aku menatapnya tajam. Berkonsentrasi memandangnya, dan seketika saja pot-pot bunga berjatuhan menimpanya –membuat ted tidak sadarkan diri. Aku berlari keluar, untung saja disekitar perpustakaan sepi.
“Renee!.” Panggil seseorang, aku menengok Evelyn setengah berlari kearahku, “Dari mana saja kau?.” Tanyanya.
“Aku tadi dari taman belakang.” Dalihku.
“Yasudah cepat kelas sudah mau dimulai.” Ucapnya.
Hari ini sekolah menjadi heboh –Vera menemukan Ted diperpustakaan dengan luka parah, sebuah ambulanc terpakir didekat pintu masuk dan Ted dibawa masuk kedalam ambulan tersebut. Dan Mr. James memutuskan untuk membubarkan sekolah agar tidak ada kejadian yang serupa.